Salah satu warisan budaya tradisional Indonesia yang sudah ada sejak zaman penjajahan adalah batik tulis Indramayu. Pada umumnya desa-desa di kabupaten Indramayu yang dikenal sebagai pusat batik tulis berlokasi di pesisir. Beberapa di antaranya adalah Desa Pabean Udik, Terusan, Sindang, Karang Song, Dermayu, dan Kelurahan Paoman.
Batik Indramayu |
Selain motif Etong, ada sejumlah motif lain yang telah dikenal sejak zaman nenek moyang, yaitu motif batik tulis kapal kandas, ombak laut, burung kuntul, dan kembang gunda. Motif kapal kandas menggambarkan kapal nelayan yang sedang terdampar di atas batu. Kembang gunda merupakan tanaman yang tumbuh di pesisir pantai dan dapat dijadikan lauk pecel.
Motif batik Indramayu memang berbeda dari motif batik Solo, Pekalongan, Yogya, dan Cirebon. Motif batik Indramayu dikategorikan sebagai batik rakyat karena motifnya tidak berlatarkan budaya keraton. Melalui hubungan dagang dan politik, Cirebon turut menyumbang pembentukan budaya pesisir Indramayu.
Namun, di dalam perkembangannya batik tulis Indramayu mulai kurang diminati masyarakat. Hal ini terjadi karena beredarnya batik cap atau batik printing dari luar daerah. Batik cap atau printing bisa diproduksi secara masal dan harganya juga lebih murah daripada batik tulis sehingga semakin disukai oleh masyarakat. Hal ini berbeda dari batik tulis Indramayu yang cenderung dijual dengan harga mahal. Selain itu, batik Indramayu tidak dapat dibuat secara masal karena dikerjakan secara manual. Proses pembuatan selembar batik Indramayu bisa memakan waktu hingga puluhan hari.
Karena proses pembuatan yang lama, harga selembar kain batik Indramayu bisa mencapai jutaan rupiah. Oleh karena itu, penjualan batik Indramayu hanya terbatas pada kalangan tertentu. Pembeli batik Indramayu hanya mereka yang benar-benar mengerti kualitas batik tulis asli.
Artikel terkait: Sepatu Futsal Online dan Artikel Batik.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.