^.^...Have a Nice Day...^.^

Monday, June 18, 2012

Popularitas Batik Sidomukti

Semenjak batik diakui dunia internasional sebagai warisan budaya dari Indonesia, tren batik semakin menyebar ke berbagai daerah. Para perancang busana di Indonesia telah mampu menyulap batik tradisional menjadi suatu tren pakaian yang modern dan modis. Banyak orang telah beramai-ramai mengenakan batik dari acara yang formal hingga acara santai atau jalan-jalan bersama keluarga. Kini hampir setiap daerah mempunyai kain batik. Salah satu daerah penghasil batik adalah kabupaten Magetan. Kabupaten ini terkenal dengan batik Sidomukti yang diproduksi di Desa Sidomukti, kecamatan Plaosan.

Batik Sidomukti
Kerajinan batik Sidomukti telah diwariskan secara turun temurun sejak tahun 1970-an. Bila dilihat sepintas, batik Sidomukti cenderung sama dengan batik-batik dari daerah lainnya. Namun, sebenarnya batik Sidomukti memiliki motif “Pring Sedapur” atau serumpun bambu yang tidak ditemukan pada motif batik daerah lain. Motif tersebut berasal dari rumpun tanaman bambu yang ada di sekitar Dusun Papringan - Desa Sidomukti. Dusun Papringan merupakan tempat pertama kalinya batik tulis Sidomukti dibuat, yaitu pada tahun 1970-an.

Batik Sidomukti biasa dibuat oleh ibu-ibu yang berasal dari desa setempat. Kaum muda di sana enggan membatik karena upah yang rendah. Proses pembuatannya pun membutuhkan ketelitian dan kesabaran karena masih dikerjakan secara tradisional. Satu helai kain batik sidomukti bisa diselesaikan dalam waktu empat hari hingga satu minggu lamanya. Selain batik tulis, perajin batik Sidomukti juga melayani batik cap untuk memenuhi permintaan pelanggannya.

Secara umum perkembangan batik Sidomukti tergolong amat buruk karena kalah bersaing dengan batik Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan. Hal ini disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah kabupaten Magetan dan masuknya batik dari daerah lain ke Magetan. Hingga saat ini batik Sidomukti hanya dipasarkan di pasar lokal dan beberapa daerah di Jawa, seperti Surabaya, Yogyakarta, dan Lamongan.

Meskipun batik Sidomukti telah diakui sebagai ikon Magetan, batik tersebut belum memiliki hak paten. Walaupun begitu, para perajin batik Sidomukti terus berkarya dan telah memodifikasi motif batik pring sedapur agar sesuai dengan tren pasar. Maka, muncullah motif bambu yang dikombinasikan dengan bunga. Selain itu, juga ada motif cendrawasih.

Artikel terkait: Online Shop Sepatu

1 comment:

Note: Only a member of this blog may post a comment.