^.^...Have a Nice Day...^.^

Friday, May 11, 2018

Kain Twistcone, Kain Hycon, dan Kain Ceruti

KAIN TWISTCONE
Kain TwistconeTingkat ketebalan kain twistcone berbeda-beda. Biasanya kain twistcone yang berwarna gelap tidak terlihat terlalu menerawang (tembus pandang) dibandingkan kain twistcone yang berwarna putih. Kain twistcone cocok untuk blazer, dress, kemeja, blouse, dan produk baju lainnya. Kain twistcone cocok dikenakan pada cuaca dingin.

Ciri-ciri kain twistcone, antara lain:
* ringan, lembut, dan jatuh di badan.
* bertesktur licin dan tipis, mirip kain sifon tetapi sedikit lebih tebal daripada kain sifon sehingga tidak memerlukan kain furing yang tebal.
* struktur benang pada kain tampak seperti kepang (twisted).
* cenderung panas dan tidak menyerap keringat tetapi tidak mudah bau.
* tidak bisa melar (stretch) sehingga cocok digunakan untuk busana resmi.

KAIN HYCON
Kain Hycon
Kain hycon terbuat dari campuran polyester dan sutera sehingga permukaannya licin dan halus. Seperti kain twistcone, kain hycon juga mirip dengan kain sifon tetapi kain hycon juga lebih tebal daripada kain sifon. Kain hycon banyak digunakan untuk jilbab karena sifatnya yang lembut, halus, elastis, dan dingin sehingga nyaman saat dipakai. Selain itu, kain hycon tidak licin dan bahannya jatuh atau tidak mengembang.

Kain hycon pun beragam kualitasnya. Kadang kala kain hycon dianggap sebagai kain semi sutera sehingga dapat juga dianggap sebagai bagian dari kain spandek. Seragam olah raga yang dijual murah biasanya dibuat dari kain hycon ini. Tampilannya mengkilap karena ada campuran polyester.

KAIN CERUTI
Kain Ceruti
Kain ceruti (cerutti) merupakan jenis kain sifon favorit karena kain ini sedikit lebih tebal dan lebih lembut daripada kain sifon lainnya. Tekturnya yang seperti kulit jeruk tetapi halus sangat praktis untuk membuat jilbab tanpa perlu penyematan jarum pentul terlalu banyak.

Kain hycon dan kain ceruti memiliki beberapa kemiripan dengan kain sifon karena keduanya merupakan hasil pengembangan kain sifon.

Thursday, May 3, 2018

Kain Organdi dan Kain Organza

KAIN ORGANDI

Kain Organdi
Pada umumnya kain organdi dibuat dari serat kapas yang kaku dan kasar, tetapi kadang kala dicampur dengan poliester. Karena tekstur yang kaku ini, kainnya rentan terhadap kerutan. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa kain organdi diberi bellmanizing (bebas-kerut) dalam tahap penyelesaiannya.  Pada dasarnya proses pembuatan kain organdi hampir sama dengan kain organza, tetapi perbedaannya adalah kain organza kebanyakan berasal dari serat sutra.

Kain organdi ada tiga jenis, antara lain: organdi lembut, organdi semi kaku, dan organdi kaku. Untuk pakaian musim panas dan pakaian bayi, biasanya digunakan kain organdi lembut atau semi kaku. Organdi kaku cenderung digunakan untuk membuat gorden, gaun, kostum panggung, pakaian boneka, dan bunga-bunga buatan.

KAIN ORGANZA

Kain Organza
Kain organza dapat memantulkan cahaya sehingga kain ini terlihat mengkilap. Dulu kain organza memang terbuat dari serat sutra tetapi kini kain organza juga banyak terbuat dari nilon, rayon, atau poliester. Kain organza yang dibuat di Amerika dan India acapkali menggunakan bahan campuran nilon dan poliester agar kainnya menjadi halus dan hemat biaya. Sementara itu kain organza di China masih banyak yang terbuat dari 100% serat sutra, sedangkan kain organza di Italia dan Perancis menggunakan campuran nilon dengan serat sutra.

Karena kemiripan kain organdi dan kain organza, keduanya pun sulit dibedakan. Kain organdi biasanya mirip dengan kain organza kualitas premium tetapi lebih tipis, licin, dan mengkilat sekali. Di sisi lain, kain organza lebih tebal daripada kain organdi dan kemilaunya juga lebih lembut daripada kain organdi. Kain organdi dan kain organza amat diminati sebagai bahan pembuatan gaun atau busana pengantin. Kedua kain ini pun cocok dikenakan pada berbagai acara formal.

Cara Merawat Kain Organdi dan Kain Organza:
1. Rendam kain dengan campuran air dan detergen tanpa pemutih selama kurang lebih 10 menit. Lalu cucilah kain dengan tangan. Proses pencucian pun harus dilakukan dengan lembut dan penuh perasaan (jangan dikucek atau diremas terlalu kuat) agar kain tidak sampai rusak. Jika ingin menggunakan mesin cuci, gunakan mode silk/ sutra.

2. Keringkan secara alami. Jangan dijemur di bawah panas matahari. Namun, jika mau mengeringkannya dengan menggunakan dryer, jangan lupa mengalasi kain organza dengan kain lain terlebih dahulu agar efek aliran listrik statis dapat diminimalizir.

Cara menyetrika kain organdi dan kain organza yang tepat:
* Gunakan seterika listrik dengan suhu rendah.
* Lapisi bagian kain yang kusut dengan kain basah sehingga posisi kain basah tersebut berada di bawah setrika dan di atas kain organdi atau kain organza. Pastikan juga kain pelapis tidak berbahan sama karena jika bahannya sama, kemungkinan besar kedua kain tersebut akan menyatu dan menimbulkan kerusakan permanen yang besar.
* Seterikalah dengan gerakan mundur dan mundur lalu samping ke samping karena gerakan menyeterika maju mundur sangat tidak dianjurkan. Lakukan hingga kain tidak kusut lagi.

3. Setelah diseterika, jangan dilipat agar tidak meninggalkan bekas lipatan yang dapat mengganggu penampilan. Oleh karena itu, sebaiknya kain organdi atau kain organza langsung digantung di lemari.

4. Pastikan lemari penyimpanan bersih karena debu mudah menempel pada kain organdi dan kain organza yang cenderung kaku. Untuk mengatasi hal ini, kita juga bisa melapisi kain dengan bungkus plastik.

Tuesday, May 1, 2018

Keragaman Kain Tenun (Woven)

Kain woven adalah kain yang dibuat dari hasil penyilangan dua benang dengan cara ditenun/ dianyam sehingga sering disebut kain tenun. Stabilitas dan kehalusan kain woven dapat dipengaruhi oleh jenis tenunan atau anyamannya. Kain woven tidak dapat ditarik dan biasanya digunakan untuk membuat kemeja, selendang, dan lain-lain.

Pada umumnya, kain woven terbuat dari serat kayu, kapas, sutra, polyester, dan lain-lain. Kualitas kain ini dilihat dari kualitas mutu bahan (jenis benang), keindahan tata warna, motif dan ragam hiasannya. Beragam jenis kain tenun, antara lain kain songket, kain ulos, kain gringsing, kain koshibo, dan masih banyak lagi lainnya.

Kain Songket
KAIN SONGKET
Kain songket merupakan kain yang biasanya dibuat dengan benang emas atau perak sehingga berat saat dipakai dan tidak perlu dicuci. Selain itu, kain songket hanya digunakan untuk acara tertentu sehingga tak perlu dicuci, kecuali jika terbuat dari bahan bukan logam/ metal. Biasanya setelah dipakai, kain songket cukup diangin-anginkan. Jika memang ada noda yang perlu dibersihkan, gunakan cotton bud, kapas, atau kain basah untuk menghilangkan noda tersebut.

Karena terbuat dari logam, kain songket rentan terhadap kondisi asam sehingga saat disimpan kain ini harus digulung dengan kertas yang bebas asam, seperti kertas minyak atau kertas roti lalu letakkan di dalam tabung kertas atau plastik dan masukkan akar wangi agar kondisi benangnya bisa tetap terjaga dan tidak bau. Kain songket jangan dilipat agar sulaman kainnya tidak rusak. Lalu simpanlah di lemari dalam posisi berdiri atau miring. Taburkan cengkeh dan lada pula di lemari penyimpanannya untuk menghindari timbulnya jamur. Selain itu, sebulan sekali kain songket harus dikeluarkan dari lemari untuk diangin-anginkan agar kualitasnya tetap terjaga.

Kain Ulos Batak
KAIN ULOS
Kain ulos merupakan kain tenun khas Batak berbentuk selendang yang dibuat dari serat kapas. Pewarnaan ulos menggunakan getah sejenis tumbuhan nila. Kain ulos melambangkan ikatan kasih sayang antara orang tua dengan anak-anaknya atau antara seseorang dengan orang lainnya.

Semula kain ulos digunakan untuk menghangatkan badan karena kain ini merupakan hasil pencarian orang-orang Batak yang hidup di daerah pegunungan yang dingin. Namun, kini kain ulos juga memiliki fungsi simbolis untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang Batak, seperti pernikahan, kematian, kelahiran, dan ritual upacara adat lainnya. Bahkan, kain ulos dipercaya memiliki sifat religius magis sehingga dianggap keramat sebagai pelindung bagi pemakainya. Keragaman jenis dan motif kain ulos pun memiliki makna tersendiri sesuai sifat, hubungan, fungsi, dan keadaan tertentu.

Kain Gringsing Bali
KAIN GRINGSING
Kain gringsing merupakan satu-satunya kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik dobel ikat. Untuk membuatnya, diperlukan waktu 2-5 tahun karena dipintal dengan alat pintal tradisional bukan mesin. Kain gringsing berasal dari Desa Tenganan, Bali. Kata gringsing berasal dari kata gring (sakit) dan sing (tidak) yang dimaksudkan sebagai penolak bala.

Kain gringsing terbuat dari serat kapuk berbiji satu yang didatangkan dari Nusa Penida. Setelah dipintal kain ini direndam dengan minyak kemiri selama 40 hari hingga maksimum setahun dengan penggantian air rendaman setiap 25-49 hari. Semakin lama perendaman, benang kain gringsing akan semakin kuat dan lembut.
Setelah direndam selama itu, barulah kain gringsing diwarnai. Kain gringsing hanya menggunakan tiga pewarna alami (tridatu), antara lain:
* warna merah yang berasal dari kelopak pohon kepundung putih dicampur dengan kulit akar mengkudu,
* warna hitam dari pohon Taum
* warna kuning dari minyak buah kemiri berusia +/- 1 tahun yang dicampur dengan air serbuk kayu.

Kain Koshibo Polyester
KAIN KOSHIBO
Kain koshibo terbuat dari 100% polyester. Polyester merupakan serat buatan yang dibentuk dari bahan-bahan kimia tertentu melalui serangkaian proses hingga nantinya berbentuk cairan kental. Selanjutnya, cairan kental ini dimasukkan ke dalam mesin melt spinning untuk dijadikan serat polyester. Kain koshibo ini biasanya dipakai untuk membuat rok, blouse, baju kurung, kemeja, jubah, dan baju melayu.

Beberapa orang menyebutkan bahwa kain koshibo bertekstur lembut, berkarakter crepe dengan efek berpasir, dan lekukannya terlihat bagus. Ketebalan kain koshibo pun bervariasi dari ringan hingga sedang. (76gsm - 160gsm) Beberapa kain koshibo cenderung breathable sehingga tidak terasa panas saat dikenakan karena udara masih bisa masuk melalui sela-sela serat kain. Meskipun demikian, kain koshibo ini sedikit mengkilap sehingga kurang disukai oleh para pengguna kerudung atau jilbab.

Cara Mencuci Kain Tenun:
1. Sebaiknya kain tenun dicuci dengan cara dry clean (tanpa air), terutama untuk kain tenun yang terbuat dari bahan logam. Namun, jika ingin mencucinya dengan air (kecuali kain tenun berbahan logam), kain ini tidak perlu direndam, tetapi cukup dikucek sebentar lalu dibilas.
2. Jangan menyikat kain tenun saat pencucian dan jangan menggunakan mesin cuci. Cucilah dengan tangan menggunakan lerak karena jika kain tenun dicuci dengan banyak detergen, warnanya bisa cepat pudar. Meskipun lerak biasa digunakan untuk mencuci kain batik, ini juga aman untuk membersihkan kain tenun. Jika tak ada lerak, cukup gunakan pelembut pakaian.
4. Jangan dijemur di bawah terik matahari agar warnanya tetap terjaga dengan baik.
5. Jika ingin menyeterikanya, letakkan kain halus pada bagian atas kain tenun dan gunakan panas pada suhu paling rendah.
Dengan cara mencuci yang benar, niscaya kain tenun Anda bisa tetap indah dan tahan lama.

Keistimewaan Kain Sutra Asli (Silk)


Sejak ribuan tahun lalu kain sutra sudah terkenal karena kemewahannya sehingga kain sutra acapkali dipandang sebagai ratu kain. Kain ini pertama kali ditemukan oleh bangsa Cina kemudian tersebar di berbagai negara. Sifat serat sutra sangat fleksibel sehingga ketika ditarik, seratnya tidak akan mudah robek.

Pada umumnya, kain sutra (silk) berasal dari kepompong ulat sutra murbei. Untuk membuat sebuah gaun sutra yang indah, setidaknya membutuhkan 70kg daun murbei dan untuk mendapatkan 1kg sutra dibutuhkan 10kg kepompong ulat sutra. Asam amino yang ada di dalam serat kepompong tersebut mampu memberikan efek halus dan lembut sehingga kain sutra akan terasa nyaman saat dikenakan.

Benang penyusun kain sutra sangat kuat sehingga tidak mudah putus. Jika dibakar, sutra tidak akan cepat habis dan aroma pembakarannya sama persis dengan bau bulu atau rambut yang terbakar. Selain itu, kain sutra akan terasa tetap dingin sekalipun dikenakan di tengah cuaca panas karena kain ini dapat menyerap kelembaban sekitar sepertiga dari beratnya sendiri tanpa merasa basah.

Bahan Kain (Silk)
Karena berbagai keistimewaannya, kain sutra biasa digunakan untuk membuat hampir semua jenis pakaian, seperti dasi, pakaian formal, kemeja, jilbab, gaun, baju tidur, blouse, dan lain-lain. Namun, kain sutra juga dapat digunakan untuk membuat aplikasi mebel atau perabotan, seperti pelapis atau penutup dinding, permadani, hiasan dinding, tempat tidur, dan perawatan jendela (jika dicampur dengan serat lain). Bahkan, kain sutra juga dapat digunakan dalam jahitan medis, pembuatan parasut, sarung selimut, ban sepeda, dan sebagainya.

Ada dua macam cara untuk memproduksi kain sutra, yaitu ditenun dengan mesin atau ditenun dengan alat tenun bukan mesin. Jika tidak ditenun dengan mesin, harga kain sutranya cenderung lebih mahal karena tingkat produksi yang terbatas dan teknik pewarnaannya juga terbilang alami. Selain itu, kain sutra ini akan terasa lebih tebal, agak kasar, dan cepat kusut dibandingkan kain sutra yang ditenun dengan mesin tetapi tetap lembut. Sementara itu kain sutra yang ditenun dengan mesin (diproduksi secara masal), kebanyakan coraknya cenderung sama.

Perbedaan Silk dan Silky:
Nah, sebelum memilih kain sutra, ada dua istilah yang perlu kita ketahui, yakni: "silk" (kain sutra asli) dan "silky" (bahan kain mirip sutra dengan sifat-sifat yang hampir sama dengan kain sutra asli.) Meskipun silk dan silky sama-sama mengkilap seperti mutiara, silk memiliki bunyi gemerisik sedangkan silky tidak. Untuk mendapatkan bunyi gemerisik tersebut, kita hanya perlu menggosok-gosokkan dua lembar kain dengan tangan. Kalau terdengar bunyi 'kresek kresek', berarti kain sutra asli (silk), sedangkan jika tak ada bunyi, berarti silky. Di samping itu, semakin bagus kain sutra, biasanya juga semakin tipis. Harga kain sutra asli per meternya bisa mencapai lebih dari Rp1,2 juta.

Cara Merawat Kain Sutra:
1. Kain sutra harus direndam dalam air dingin selama 5-10 menit dengan sabun cuci lalu dibilas secara perlahan.
2. Karena serat kainnya halus, di dalam pencuciannya, sutra tidak boleh digosok dengan sikat atau alat yang kasar. Maka dari itu, kain sutra jangan dicuci dengan mesin cuci, tetapi cukuplah dikucek perlahan dengan tangan.
3. Setelah dicuci, kain sutra harus dikeringkan di tempat yang sejuk dan berventilasi tetapi jangan diletakkan di bawah matahari.

Wednesday, April 25, 2018

Mengenal Keunikan Kain Baby Terry (Baby Tray)


Kain terry ada beberapa macam, antara lain terry biasa, baby terry, dan french terry (terry door). Tekstur kain terry terasa lembut karena sebagian besar bahannya berasal dari cotton (serat kapas atau katun) sehingga cocok untuk membuat pakaian bayi. Nah, karena kain ini sering digunakan untuk membuat baju bayi, akhirnya muncul istilah baby terry.

Namun, tidak semua kain baby terry menggunakan 100% katun karena ada yang menggunakan 80% katun dan 20% terry loop. Biasanya pakaian premium menggunakan baby terry yang 100% katun, tetapi pakaian biasa menggunakan baby terry campuran. Maka, harganya pun bervariasi bergantung pada komposisi katun yang digunakan dalam proses produksinya.

Kain Baby Terry
Kain baby terry ada yang tipis tetapi sedikit berbulu. Ada pula yang cukup tebal, halus, tidak berbulu, dan bagian dalamnya lembut seperti selimut. Kain ini digunakan untuk sweater, jumper, atau blazer wanita. Kabarnya baby terry yang terbuat dari 100% katun dapat menyerap keringat sebanyak 27 kali lebih banyak daripada berat air. Nah, karena keunikan ini, kain baby terry pun dibedakan dari ringan sampai sedang, tetapi yang umum beredar di pasaran adalah baby terry ringan.

Kekurangan Kain Baby Terry:
Karena serat kain berasal dari serat kapas (katun), baby terry tidak tahan dengan air sehingga mudah rusak jika terlalu lama terkena air. Kain terry juga lebih tipis daripada cotton fleece yang merupakan salah satu bahan pembuatan sweater atau jaket.

Kelebihan Kain Baby Terry:
Karena kelembutan dan kenyamanannya saat dikenakan, kain baby terry pun disukai oleh hampir semua kalangan. Kainnya juga dapat menahan panas suhu tubuh sehingga terasa dingin saat dikenakan. Jadi, halus di luar, dingin di dalam sehingga cocok dikenakan pada segala cuaca.

Selain itu, kain ini terbilang lentur sehingga setelah ditarik, digosok, atau dilebarkan, kain ini bisa kembali ke bentuk semulanya. Semula kain baby terry digunakan sebagai bahan dasar handuk karena bertekstur lembut. Namun, di dalam perkembangannya kain baby terry juga digunakan sebagai bahan pelapis sandal, pakaian, dan keset.

Cara Merawat Kain Baby Terry, yaitu:
1. Sebelum dicuci, rendamlah kain dengan air hangat dan sedikit deterjen. Proses perendaman sebaiknya tidak lebih dari 10 menit agar air tidak terserap terlalu lama. Sebaiknya bersihkan atau cucilah dengan tangan, bukan dengan sikat atau mesin cuci agar baby terry awet dan tidak mudah berbulu.
2. Agar warnanya tahan lama, jemurlah baby terry di tempat yang teduh. (tidak terpapar sinar matahari)
3. Ketika menyeterika, gunakan suhu rendah. Dengan kata lain, sebaiknya jangan gunakan seterika yang terlalu panas.